Sabtu, 17 Januari 2009

Petani Israel Rugi Besar Akibat Geraikan Boikot


Para petani di Israel mulai merasakan dampak boikot yang dilakukan sejumlah negara di dunia sebagai bentuk protes atas agresi keji militer Israel ke Jalur Gaza. Mereka mengatakan, sejumlah negara dan distributor dari Arab dan Eropa telah membatalkan pesanan hasil-hasil pertanian dari para petani Israel.

"Kami mengekspor buah kesemak dan karena peperangan, sejumlah negara dan distrubutor membatalkan pesanan mereka. Paket-paket buah yang siap ekspor itu kini menumpuk di gudang dan ini menyebabkan kerugian besar buat kami," kata Giora Almagor, seorang petani buah pada surat kabar Israel Yediot Aharonot.

"Makin lama buah-buah itu menumpuk di gudang, kualitasnya akan makin menurun. Kami juga harus membayar biaya pendingin buah-buah tersebut dan biayanya cukup besar," sambung Almagor.

Menurutnya, banyak pengapalan buah ke Yordan dibatalkan. Sejumlah negara di Skandinavia juga menyatakan membatalkan pesanan mereka akibat agresi Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza. Direktur Organisasi Petani Buah di Israel, ilan Eshel mengatakan, pembatalan pesanan dari negara-negara Skandinavia antara lain dilakukan importir dari Denmark, Norwegia dan Denmark.

Beberapa perusahaan Inggris juga membatalkan kesepakatan dagang dengan sejumlah perusahaan-perusahaan Israel. "Ada dua atau tiga perusahaan informasi teknologi yang menolak proposal bisnis yang diajukan perusahaan-perusahaan Israel," kata atase perdagangan Israel di Inggris, Gil Erez.

Sejumlah penulis Inggris juga sudah banyak yang menulis artikel berisi seruan boikot produk Israel sebagai bentuk protes atas agresi Israel ke Jalur Gaza. Di Turki, persatuan kerjasama Turki mengumumkan embargo terhadap semua bentuk pembiyaan dari perusahaan Israel. Di Malaysia, para pengusaha dan pebisnis di sana sudah menyebarkan kampanye boikot produk Israel dan AS.

Petani menyesali peperangan yang dikobarkan pemerintahnya di Gaza. Para petani Israel mengkhawatirkan makin meluasnya gerakan boikot ini. "Bisnis kami berjalan lancar, sampai akhirnya perang ini terjadi. Semuanya menjadi buruk dan suara-suara yang menyerukan boikot produk Israel makin sering terdengar," keluh Almagor. (ln/iol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar